Setelah ane utakatik blog ane menjadi sedemikian tidak-ada-perubahan-yang-signifikan rupa. Kepingin juga menulis.
Jadi begini ceritanya. Beberapa minggu lalu. Tepatnya seminggu lebih dua hari sudah saya didiagnosa mengidap penyakit Typhus. Tidak seperti Typhus yang pernah saya idap sebelumnya, kali ini sedikit berbeda. Banyak sih.
Tidak ada yang namanya menggigil ketika matahari akan terbenam. Seperti layaknya werewolf gitu. Typhus biasanya menyerang kegigilan pada malam hari dan yang kali ini tidak.
Panas tubuh?Normal. Berasa hangat. Tapi jika diukur termometer: suhu normal. Malah dibawah normal yaitu 36.5 derajat celcius.
Pada hari ketiga setelah cek darah. Badan terasa sehat. Saking sehatnya aktifitas kembali dijalankan.
Tepar pada hari keempat dengan perut berasa mual. Feels like Im gonna puke all day long.
Akhirnya setelah hari kedua dan ketiga berasa sehat dan menjalani aktifitas yang tidak henti pada hari keempat, diri inipun menyerah. Tak kuat menahan mualnya perut dan lemasnya tubuh. Setelah kembali cek darah ternyata hasilnya mencengangkan!Shocking!Sekitar 8 dari 10 virus Typhus hinggap dalam tubuh saya. Betul. Hinggap dengan mudah layaknya nyamuk menghinggapi kita dimanapun. Melihat hasil yang seperti itu pun akhirnya memutuskan dengan pertimbangan berbagai hal *yang mana sempat m#@%?h* untuk dirawat di rumah sakit.
Parah!Hasil konsultasi dengan orang tua. Mereka menyarankan saya untuk dirawat di Jakarta. Padahal esok hari saya harus ujian. Bingung. Pusing. Sakit. Belajarpun tak tenang. Akhirnya keputusan untuk pulang dan dirawat di Jakarta. Bulat.
Kira-kira seminggu dirawat di Jakarta akhirnya kembali ke Bandung untuk kembali beraktifitas. Agar bisa pulang. Ketika check up terkakhir ke dokter pun datang dengan muka senang dan terlihat sehat.
Ternyata pilihan untuk pulang lebih awal merupakan pilihan yang...Tet...Tot...Wrong Choice!!
Pulang ke Bandung ternyata tidak membawa berkah. Datang-datang langsung ujian dan belajar hingga pagi. Esok harinya pun ternyata ujian yang seharusnya dilangsungkan di kampus dibatalkan dan dijadikan Take Home Test. Namanya Take Home Test. Tidak mungkin akan semudah kalau dilaksanakan di kampus. Alhasil ujianpun dilaksanakan kurang lebih selama 15 Jam non-stop.
Terima kasih kepada teman-teman yang turut meramaikan rumah karena mengerjakan bersama. Dannu. Dipo. Achan. Nurul. Dhika. Febri. Tara. Rahmat. We Nailed It!
Ada juga ternyata yang perlu dibayar lebih dari itu. Mengingat kondisi saya yang belum 100% sembuh tapi sudah menjalankan aktifitas layaknya orang sehatpun belum tentu bisa. Kesehatan kembali menurun. Perut kembali terasa mual. Sakit. Usus Terasa Ditarik-tarik. Diagnosa seorang teman serumah, saya mengidap maag. Penyakit yang sebelumnya belum pernah saya idap.
Ummn..kenapa ya?Udah sakit tapi embel-embelnya masih banyak?Sedih?Sedikit. Karena artinya saya kembali harus istirahat. Namun. terima kasih kepada hari Sabtu dan Minggu yang memungkinkan saya untuk setidaknya beristirahat di rumah s-e-h-a-r-i-a-n. Ditinggal orang rumah untuk apa-yang-mereka-sebut-penutupan-cashflow.
Sekarang, Alhamdulillah berkat istirahat yang cukup. Badanpun terasa lebih enak. Berkat hari Sabtu dan Minggu. Walau begitu, dirumah pun tidak santai-santai amat. Masih banyak ternyata tugas yang harus dikerjakan. P-L-O. Begitu kita sebutnya.
Entah sampai kapan ini akan berakhir, yang jelas tidak lagi mau kecolongan seperti waktu itu dihinggapi oleh penyakit.